E-prescribing/e-prescription atau resep elektronik kini menjadi salah satu inovasi modern dalam dunia kesehatan. Teknologi ini mulai populer sejak pandemi Covid-19 lalu dan manfaatnya telah banyak dirasakan oleh banyak pihak, entah itu bagi pasien maupun fasilitas farmasi.
Meskipun manfaatnya sangat signifikan, ternyata penggunaan e-prescribing belum sepenuhnya diterapkan di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan masih banyak orang yang belum familiar dengan teknologi ini. Jika Anda salah satunya, sudah saatnya bagi Anda untuk mencari tahu lebih lanjut, mulai dari definisi, manfaat, dan cara kerjanya. Selain itu, penting juga untuk memahami alur pelayanan resep di apotek secara tepat agar proses pengambilan obat lebih lancar dan efisien.
Apa yang Dimaksud dengan Resep Elektronik?
E-prescribing adalah versi digital dari resep kertas. Bisa dibilang, ini merupakan alternatif yang lebih aman, praktis, dan akurat dibandingkan menulis resep di atas kertas yang rentan terhadap kesalahan transkripsi, kehilangan, pemalsuan, dan miskomunikasi akibat tulisan tangan yang sulit terbaca.
Bagaimana dengan cara kerjanya? Pertama, dokter atau apoteker selaku pemberi resep memberikan diagnosa dari hasil pemeriksaan pasien. Kemudian, rincian pengobatan yang dibutuhkan dimasukkan ke dalam perangkat lunak Rekam Medis Elektronik (EHR).
Adapun resep obat elektronik di sini berfungsi sebagai modul mandiri atau diintegrasikan dengan sistem EHR. Ketika terintegrasi, resep akan otomatis disesuaikan dengan kondisi pasien yang tersimpan dalam EHR. Setelah resep selesai, sistem akan mengirimkannya langsung ke apotek pilihan pasien.
Selanjutnya, apoteker akan menerima resep melalui sistem komputer lengkap dengan informasi yang diperlukan, mulai dari rincian pasien, nama obat, dosis, dan petunjuk penggunaan. Barulah kemudian apoteker akan melakukan validasi dan memenuhi pesanan obat pasien.
Cara Mendapatkan Resep Obat Elektronik?
Selama sesi konsultasi dengan dokter, Anda tinggal bilang bahwa Anda lebih memilih opsi untuk menerima resep obat secara elektronik. Dengan begitu, dokter atau perawat akan mengirimkan SMS atau email yang berisi tautan ke token resep Anda, baik itu berupa bar code atau QR code. Sebelum Anda mengakhiri sesi konsultasi, pastikan Anda sudah menerima tokennya.
Untuk menebus obat, kunjungi apotek pilihan Anda dan tunjukan tokennya. Apoteker akan memindai token tersebut dan memberikan obat beserta petunjuk penggunaannya kepada Anda. Anda juga bisa mengirimkan tokennya langsung ke apotek, supaya Anda bisa langsung mengambilnya begitu tiba di lokasi.
Perbedaan Resep Obat Biasa dan Elektronik
Resep obat biasa berbentuk fisik, biasanya ditulis di atas kertas yang harus disimpan oleh pasien. Karena sifat fisiknya, risiko hilang atau rusaknya lebih tinggi. Misalnya salah menaruh, terselip, terjatuh, tertinggal, sobek, atau terkena air. Belum lagi jika tulisan dokter tidak terlalu jelas, sehingga membuat resep obat biasa lebih sering sulit dibaca.
Sebaliknya, resep elektronik dikirim secara digital melalui SMS atau email dalam bentuk tautan atau token yang bisa langsung diteruskan ke apotek atau pihak ketiga (misalnya anggota keluarga), sehingga lebih praktis. Pasien jadi tak perlu repot membawa kertas resep.
Dari segi keterbacaan, resep obat elektronik juga lebih mudah dibaca karena ditulis dalam format digital yang jelas. Jadi, tak ada yang namanya miskomunikasi akibat salah mengartikan tulisan tangan.
Keunggulan Resep Obat Elektronik
Resep obat elektronik menawarkan berbagai keunggulan yang membuatnya lebih unggul dibandingkan resep biasa. Di antaranya:
1. Keakuratan dan Keamanan Resep
Menurut studi, lebih dari 95.000 kesalahan resep obat telah terjadi sejak tahun 2000. Alasan utama yang menyebabkan kesalahan ini terbukti sangat mirip dengan ejaan atau nama obat. Misalnya, Anda bisa saja salah mengartikan tulisan Brintellix dan Brilinta, padahal keduanya adalah obat berbeda untuk penyakit yang berbeda juga.
Beda ceritanya jika menggunakan resep obat elektronik. Risiko salah menginterpretasi penulisan bisa diminimalisir karena menggunakan format digital yang lebih jelas dan tentunya lebih aman untuk pasien.
2. Efisiensi Waktu Penulisan Resep
Dengan sistem elektronik, dokter dapat memproses dan mengisi ulang banyak resep secara otomatis secara bersamaan alih-alih menulisnya secara manual. Hal ini menghemat banyak waktu bagi apoteker dan staf yang harus memverifikasi setiap resep.
3. Integrasi dengan Sistem Rekam Medis
Resep obat elektronik terintegrasi dengan sistem Rekam Medis Elektronik (EHR). Dengan sistem yang terintegrasi ini, dokter dengan mudah dapat mengakses riwayat kesehatan pasien sembari meresepkan pengobatan sesuai kebutuhan.
4. Mengurangi Biaya Operasional
Penggunaan sistem peresepan elektronik juga dapat mengurangi biaya operasional bagi penyedia layanan kesehatan. Entah itu biaya untuk mencetak dan mengelola dokumen fisik atau beban administrasi yang diakibatkan dari kesalahan pemberian resep.
Mandira Distra: Distributor Obat Modern Terbaik
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa sistem resep elektronik memberikan kemudahan, baik itu bagi pemberi resep maupun pasien. Jika Anda membutuhkan obat-obatan atau atau produk farmasi lainnya untuk kebutuhan bisnis Anda, Anda bisa mengandalkan Mandira Distra.
Mandira Distra merupakan distributor obat modern terbaik dan terpercaya sejak 1994 yang hanya menawarkan produk berkualitas dengan harga kompetitif. Jika Anda tertarik, segera kunjungi website resmi Mandira untuk melihat rincian obat-obatan di Halaman Prinsipal.
Anda juga bisa menghubungi melalui kontak resmi Mandira untuk informasi lebih lanjut tentang produk-produk kami. Jangan lupa juga untuk membaca tips-tips kesehatan lainnya di sini.