Jika Anda sudah mengenal berbagai cara untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini, maka mungkin sudah familiar dengan istilah IVA Test, pap smear, dan HPV DNA. Namun, mungkin saja masih banyak yang bertanya apa perbedaan pap smear dan HPV DNA.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang metode deteksi tersebut, serta menginformasikan siapa saja yang perlu menjalani tes HPV DNA. Simak selengkapnya dan pastikan Anda terhindar dari kanker serviks.
Selain itu, untuk tindakan preventif Waspada! Kanker Payudara Juga Menyerang Laki-laki ketahui ciri-ciri dan penyebab dari kanker payudara terhadap laki-laki.
Apa itu HPV DNA, IVA Test, dan Pap Smear?
Melakukan deteksi risiko kanker serviks sejak dini merupakan tindakan medis yang penting dilakukan, ketiga tes ini merupakan metode yang umum dilakukan.
1. Tes HPV DNA
Pertama, ada tes HPV DNA yang dapat mendeteksi keberadaan Human Papollomavirus atau virus HPV melalui swab vagina dan sampel urine. Perlu diketahui bahwa virus HPV ini merupakan penyebab utama dari kanker serviks, sehingga penting untuk diwaspadai.
2. IVA Test
IVA merupakan singkatan dari Inspeksi Visual Asam Asetat. Sesuai dengan namanya, ini merupakan pemeriksaan visual serviks dengan memakai larutan asam asetat dengan kadar 3-5% untuk mendeteksi kanker serviks.
3. Pap Smear
Terakhir, ada pap smear yang merupakan tindakan untuk mengambil sampel sel serviks dan melakukan pemeriksaan di bawah mikroskop. Tujuannya untuk memeriksa ada atau tidaknya perubahan sel secara tidak normal yang berpotensi menjadi sel kanker.
Perbedaan Pap Smear dan HPV DNA
Secara umum, keduanya memang ditujukan untuk melakukan deteksi dini terkait ada atau tidaknya pertumbuhan sel kanker. Lalu, perbedaan dari kedua pemeriksaan ini dapat dilihat hasil pemeriksaan dan prosedur yang digunakan.
1. Prosedur Pap Smear
Pertama, untuk prosedur pap smear, pasien perlu berbaring untuk melakukan pemeriksaan. Lalu, pasien diminta untuk menekuk lutut supaya dinding vagina dapat dibuka dengan mudah menggunakan alat yang disebut spekulum.
Dengan begitu, maka akan tampak bagian leher rahim sehingga dokter atau tenaga kesehatan dapat mengusap permukaan leher rahim untuk mengambil spesimen. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop, sehingga akan tampak ada atau tidaknya perubahan sel yang dialami.
2. Prosedur HPV DNA
Untuk mengetahui perbedaan pap smear dan HPV DNA, mari ketahui juga prosedur tes HPV DNA.
Ini merupakan uji atau pemeriksaan DNA yang tujuannya mencari ada atau tidaknya infeksi HPV. Prosedurnya yakni dengan memeriksa sel yang diambil dari usapan di bagian leher rahim. Prosedur ini juga biasa disebut sebagai swab vagina.
Meski pengambilan sampelnya serupa dengan pap smear, namun deteksi yang dilakukan berbeda, karena tes HPV DNA bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus HPV yang menjadi penyebab utama kanker serviks.
3. Perbedaan Hasil Pemeriksaan
Meski keduanya memiliki tujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya pertumbuhan sel kanker, namun terdapat perbedaan pap smear dan HPV DNA yang perlu diketahui.
Pap smear hanya dapat memberikan gambaran untuk perubahan sel yang ada di dinding rahim. Jadi, jika terdapat kondisi yang tidak normal, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Lalu, untuk tes HPV DNA, pemeriksaan yang dilakukan lebih mendalam. Pemeriksaan ini akan mengamati ada atau tidaknya materi genetik virus dalam sel leher rahim, meski perubahan yang terjadi dari sel yang ada di dalam serviks belum tampak.
4. Mana yang Lebih Efektif?
Jika dilihat dari penjelasan hasil pemeriksaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tes HPV DNA dinilai lebih efektif. Tes ini juga menjadi rekomendasi utama untuk melakukan skrining risiko kanker serviks.
Sebaiknya, tes ini dilakukan secara rutin bagi wanita sejak usia 30 tahun, dan direkomendasikan untuk dilakukan 5 sampai 10 tahun sekali. Namun, untuk wanita yang belum mencapai usia tersebut, maka dapat melakukan pap smear untuk deteksi dini.
Siapa yang Harus Menjalani Tes HPV DNA?
Setelah membaca penjelasan di atas, mungkin Anda akan bertanya tentang siapa saja yang perlu menjalani tes HPV DNA. Berikut adalah beberapa indikasi umum yang membuat seseorang perlu menjalani tes ini:
- Penderita atau pasien HIV/AIDS
- Wanita dengan tingkat kekebalan tubuh yang lemah
- Memiliki hasil tes pap smear dengan risiko tingkat tinggi
- Sebelumnya pernah terpapar diethylstilbestrol atau DES, yang merupakan salah satu terapi hormon
Kini, Anda telah memahami perbedaan pap smear dan HPV DNA, serta mengetahui siapa saja yang perlu menjalani tes HPV DNA.
Jika Anda atau orang terdekat Anda masuk dalam kategori tersebut, maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan di klinik atau rumah sakit terdekat. Untuk mencegah hal tersebut salah satu caranya dengan Waspadai Minuman dan Makanan Penyebab Kanker.
Lalu, jika Anda merupakan pengelola klinik atau rumah sakit, maka pastikan prosedur tes ini dapat dilakukan dengan baik. Tentunya, dibutuhkan berbagai obat pendukung untuk pasien, sehingga pastikan juga Anda memilih distributor obat yang terjamin kualitasnya.
Mulai kerja sama dengan distributor obat Mandira Distra Abadi untuk memenuhi kebutuhan pengadaan obat di apotek klinik atau rumah sakit Anda.
Distributor obat Mandira Distra Abadi telah dipercaya selama 31 tahun untuk memenuhi kebutuhan obat apotek, pedagang besar farmasi, hingga rumah sakit. Mandira Distra Abadi merupakan Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang bekerja sama dengan perusahaan produsen obat kenamaan, kunjungi laman prinsipal untuk melihat ragam obat dari prinsipal kami. Kami menerima pengiriman ke seluruh Indonesia.Hubungi kami untuk informasi selengkapnya terkait obat yang tersedia dan dapatkan penawaran terbaik. Anda juga dapat mempelajari beragam informasi terkini seputar kesehatan dan tips operasional apotek melalui laman blog kami.