...

Untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, Anda bisa mengonsumsi obat antibiotik.

Cara kerjanya adalah dengan menghambat pertumbuhan bakteri di dalam tubuh sehingga meredakan gejala dan mengobati penyakit yang diderita. Penting diketahui bahwa obat antibiotik tidak bisa dikonsumsi untuk mengobati mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus. Bakteri sendiri terdiri atas berbagai jenis, mulai dari aerob dan anaerob hingga gram positif dan gram negatif. Oleh karena itu, tidak semua obat antibiotik efektif melawan bakteri.  Di sini, kami telah merangkum golongan obat antibiotik yang biasa digunakan dan kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik.

Baca Juga: Waspada! Vitamin Anak Belum Tentu Baik bagi Kesehatan

10 Golongan Obat Antibiotik

Obat antibiotik tersedia dalam spektrum sempit yang melawan jenis bakteri spesifik dan spektrum luas yang melawan beberapa jenis bakteri sekaligus.

  1. Penicillin
  2. Tetracycline
  3. Cephalosporin 
  4. Quinolone
  5. Lincomycin 
  6. Makrolida
  7. Sulfonamide
  8. Glycopeptide
  9. Aminoglikosida
  10. Carbapenem

Jangan Lakukan Kebiasaan Buruk Ini untuk Menghindari Resistensi Antibiotik

Berbeda dari jenis obat-obatan lainnya, obat antibiotik tidak boleh terlalu sering dikonsumsi, apalagi dengan cara yang kurang benar. Kesalahan dalam aturan penggunaan obat antibiotik dapat menyebabkan terjadi resistensi antibiotik. Hal ini bukan berarti tubuh menjadi resisten atau kebal terhadap obat antibiotik, melainkan bakteri menjadi kebal terhadap obat antibiotik yang memang dirancang untuk melawannya. Akibatnya, Anda pun akan semakin tidak lekas sembuh. Selama proses pengobatan yang mengharuskan Anda mengonsumsi obat antibiotik, ada beberapa kebiasaan buruk yang jangan dilakukan untuk menghindari resistensi antibiotik.

1. Berhenti Mengonsumsi Obat Antibiotik

Pertama, jangan berhenti mengonsumsi obat antibiotik meskipun Anda merasa penyakit yang diderita jauh lebih membaik. Mengapa? Kebiasaan buruk ini mungkin hanya membunuh beberapa bakteri saja. Sementara itu, bakteri yang sudah kebal terhadap obat antibiotik akan kembali dengan ketahanan yang lebih kuat saat penyakit yang sama kambuh nantinya.

2. Mengurangi atau Menambah Dosis Obat Antibiotik

Kedua, jangan mengurangi atau menambah dosis obat antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Apabila lupa mengonsumsi obat antibiotik, Anda juga tidak diperbolehkan mengonsumsi dua obat antibiotik sekaligus. Mengapa? Kebiasaan buruk ini justru meningkatkan potensi resistensi antibiotik. Bahkan, memicu beberapa efek samping lainnya, mulai dari gangguan pada saluran pencernaan hingga.

3. Saling Berbagi Obat Antibiotik dengan Orang Lain

Ketiga, jangan saling berbagi obat antibiotik yang sedang dikonsumsi dengan orang lain. Setiap orang memiliki kebutuhan akan obat antibiotik yang berbeda-beda sehingga dosis Anda pun belum tentu sama dengan orang lain.

4. Mengonsumsi Obat Antibiotik untuk Mencegah Infeksi

Keempat, jangan mengonsumsi obat antibiotik untuk mencegah infeksi, apalagi mengobati mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus. Sekali lagi, obat antibiotik memang dirancang hanya bisa melawan bakteri, bukan virus.

5. Menyisakan Obat Antibiotik untuk Dikonsumsi ketika Sakit pada Kemudian Hari

Kelima, obat antibiotik harus dikonsumsi sampai habis sesuai dengan dosis yang diresepkan oleh dokter. Apabila menyisakan obat antibiotik, Anda tidak mengikuti resep dokter. Jika sakit pada kemudian hari, Anda tetap akan membutuhkan obat antibiotik baru sesuai dengan dosis yang diresepkan oleh dokter. Jadi, tidak boleh hanya sekadar melanjutkan mengonsumsi obat antibiotik yang sebelumnya.

Baca Juga: Jangan Keliru, Begini Cara Menghitung Dosis Obat yang Benar

Demikianlah penjelasan tentang golongan obat antibiotik dan resistensi antibiotik yang perlu Anda ketahui. Hindari kelima tindakan di atas untuk menghindari resistensi antibiotik. Baca lebih banyak tentang tips kesehatan dan obat-obatan di sini. Daftar obat yang kami distribusikan berdasarkan perusahaan produksi obat mitra kami dapat Anda temukan di halaman prinsipal kami. Jika Anda adalah pabrik obat maupun retail obat yang membutuhkan kerjasama dan informasi lebih tentang Mandira sebagai distributor farmasi, dapat menghubungi kami di sini.