Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan proses mengoptimalkan efikasi serta mengurangi efek samping dari obat. Proses tersebut dilakukan demi memastikan terapi obat pada pasien berjalan secara efektif serta terjangkau.
Faktor keberhasilan PTO salah satunya bergantung pada apoteker. Peran seorang apoteker sangat penting agar obat untuk pasien tidak bermasalah. Untuk Anda yang masih bingung mengenai peran seorang apoteker, dapat Mengenal Apa Saja Tugas Apoteker di Apotek.
Lalu, apa saja tahapan yang perlu dilalui oleh apoteker dalam melaksanakan PTO? Berikut informasi lengkapnya!
Fungsi dari Pemantauan Terapi Obat
Seorang pasien bisa berisiko menghadapi masalah pada obat yang ia konsumsi. Maka dari itu, proses terapi obat pasien tersebut perlu dipantau. PTO akan melihat indikasi obat pada pasien sehingga efektivitas pengobatan meningkat dan risikonya bisa diminimalkan.
Kriteria Pasien yang Dapat Penerima PTO
Untuk menerima PTO, pasien harus masuk dalam berbagai kriteria menurut jenis obat yang sedang dikonsumsi berikut ini:
- Obat bersifat hepatotoksik (contoh: antibiotik dan NSAID);
- Obat bersifat nefrotoksik (contoh: aminoglikosida);
- Obat berindeks terapi sempit, seperti fenitoin dan digoksin;
- Antikoagulan, contohnya heparin dan warfarin;
- Sitostatika, misalnya metotreksat;
- Obat kardiovaskular, contohnya nitrogliserin;
- Obat yang kerap menyebabkan ROTD, misalnya metoklopramid.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pasien meliputi:
- Anak-anak, ibu hamil dan menyusui, serta lansia;
- Memiliki multi diagnosis;
- Menerima di atas lima jenis obat;
- Merupakan pasien pediatri serta geriatri;
- Merupakan pasien gangguan hati atau fungsi ginjal;
- Menerima reaksi obat secara merugikan;
- Menerima perawatan intensif.
Tahapan Pelaksanaan PTO
Apabila telah mendapatkan pasien sesuai kriterianya, maka pemantauan terapi pada obat dilaksanakan mengikuti tahapan di bawah ini:
1. Mengumpulkan Data Pasien
Data pasien bisa diperoleh dari rekam medisnya atau dengan mewawancarai pasien. Bisa juga wawancara dengan keluarga pasien atau tenaga medis yang pernah melayani pasien. Setelah data terkumpul, maka harus dikaji agar dapat melanjutkan proses PTO.
2. Melakukan Identifikasi Masalah Terkait Obat
Terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, seperti:
- Memberi obat tanpa indikasi, artinya pasien mengkonsumsi obat yang tidak dibutuhkan;
- Muncul indikasi, namun tidak terapi;
- Obat memiliki dosis terlalu rendah atau tinggi;
- Pasien menerima obat yang kurang tepat dan bukan yang terbaik bagi kondisinya;
- Muncul reaksi obat yang berisiko.
2. Memberi Rekomendasi Terapi Obat
Apoteker bisa merekomendasikan pemantauan terapi obat menyesuaikan tujuan di bawah ini:
- Menyembuhkan penyakit;
- Menahan progres penyakit;
- Meminimalkan gejala klinis;
- Mencegah kondisi berisiko dan berbahaya.
3. Membuat Rencana Pemantauan
Berikut langkah-langkah perencanaan pemantauan:
- Menetapkan parameter farmakoterapi. Sesuaikan dengan efikasi terapi, karakteristik obat, efek samping, dan perubahan fisiologis pada pasien;
- Menentukan frekuensi pemantauan. Sesuaikan pada risiko terapi serta keparahan penyakitnya;
- Membuat sasaran terapi. Pertimbangkan standar normal seperti usia, karakter obat, penyakit lain, dan efikasi.
4. Tindak Lanjut Akhir
Hasil identifikasi permasalahan obat hingga rekomendasi terapi wajib diteruskan ke tenaga medis lainnya yang menangani pasien. Ini demi memaksimalkan tujuan terapinya. Lalu, dapatkan informasi pasien yang komprehensif dari dokter agar penetapan target terapi lebih optimal.
Pastikan pasien mendapatkan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) secara tepat dengan:
- Tidak menyampaikan informasi ambigu yang membuat pasien ragu menggunakan obat;
- Menyampaikan informasi yang sama dan tidak bertentangan dengan tenaga medis lain;
- Memaksimalkan kepatuhan pasien ketika menggunakan obat.
5. Dokumentasi
Dokumentasikan juga pelaksanaan PTO menggunakan formulir yang mencakup informasi penting. Mulai dari catatan pengobatan, detail obat (nama, dosis, cara konsumsi), identifikasi masalah, serta rekomendasinya.
Begitulah cara melakukan pemantauan terapi obat yang bisa apoteker terapkan. Anda juga bisa mendapatkan konseling apoteker untuk menghindari penyalahgunaan obat, lebih lanjutnya dapat Anda simak disini Seputar Konseling Apoteker yang Perlu Anda Ketahui.
Selain melakukan Pemantauan Terapi Obat (PTO) dengan baik, pastikan juga Anda memilih distributor obat yang tepat bagi apotek Anda. Mulai kerja sama dengan distributor obat Mandira Distra Abadi untuk memenuhi kebutuhan pengadaan obat di apotek, klinik atau rumah sakit Anda.
Mandira Distra Distributor Obat untuk Pengadaan Apotek dan Rumah Sakit
Distributor obat Mandira Distra Abadi telah dipercaya selama 31 tahun untuk memenuhi kebutuhan obat apotek, pedagang besar farmasi, hingga rumah sakit.
Mandira Distra Abadi merupakan Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang bekerja sama dengan perusahaan produsen obat kenamaan, kunjungi laman prinsipal untuk melihat ragam obat dari prinsipal kami. Kami menerima pengiriman ke seluruh Indonesia.
Hubungi kami untuk informasi selengkapnya terkait obat yang tersedia dan dapatkan penawaran terbaik. Anda juga dapat mempelajari beragam informasi terkini seputar kesehatan dan tips operasional apotek melalui laman blog kami.