Anda mungkin lebih familiar dengan pemberian obat secara oral alias diminum langsung. Namun, ternyata ada beberapa rute pemberian obat yang harus diketahui.
Hal ini karena ada tiga faktor utama yang mempengaruhi rute tersebut.
Di antaranya adalah bagian tubuh yang perlu diobati, reaksi obat saat masuk ke dalam tubuh dan kandungan obat itu sendiri. Mari simak pembahasan terkait!
Baca juga: 5 Rekomendasi Vitamin untuk Lansia untuk Menunjang Kesehatan.
Rute Pemberian Obat Oral
Jenis rute obat oral merupakan hal yang paling umum dilakukan oleh seseorang yang sedang sakit. Berikut penjelasannya:
1. Definisi dan Cara Pemberian Obat Oral
Rute obat oral adalah cara memasukkan obat ke dalam mulut, sehingga obat dapat diserap oleh saluran pencernaan. Rute ini biasanya ditujukan bagi obat berbentuk cair, kapsul, dan tablet kunyah.
2. Keuntungan dan Kerugian Rute Oral
Keuntungan rute obat oral terletak pada kepraktisan dan keamanannya. Karena meminimalisir ketidaknyamanan dan efek samping yang relatif kecil.
Namun, kekurangannya terletak pada risiko iritasi saluran cerna, reaksi obat yang ditimbulkan lebih lambat dan proses absorpsi tidak teratur.
Perhatikan juga: Daftar Obat yang Tidak Boleh Diminum Bersamaan dan Alasannya
Rute Pemberian Obat Parenteral (Injeksi)
Rute obat berikutnya adalah parenteral atau injeksi/suntikan. Ada beberapa jenis rute injeksi yang perlu diketahui, antara lain:
1. Perbedaan Intravena, Subkutan, dan Intramuskular
Pertama, rute obat intravena (IV) yang mana obat disuntikkan ke pembuluh vena. Jenis obat yang diberikan umumnya obat pereda nyeri, kemoterapi dan antibiotik.
Kedua, rute obat subkutan (SC) yaitu obat yang diinjeksi ke jaringan lemak di bawah kulit. Contoh pemberian obat rute subkutan adalah atropin dan morfin.
Ketiga, rute obat intramuskular (IM), yang mana metode penyuntikkan obat langsung ke jaringan otot lengan atas, paha atau bokong. Contohnya penyuntikan vaksin.
2. Teknik Pemberian Injeksi yang Benar
Teknik pemberian injeksi dari masing-masing rute obat yang benar adalah:
Pertama, injeksi intramuskular (IM) yang menggunakan jarum suntik diameter 5-10 mm dan panjang 6-8 cm. Lalu, cairan dimasukkan ke dalam otot.
Kedua, injeksi subkutan (SC), yang mana jarum suntik yang digunakan kecil pendek dan halus (1,5 – 2 cm) dengan diameter 2 – 2,5 mm. masukkan jarum ke bawah kulit dengan sudut 45°.
Ketiga, teknik injeksi intravena (IV) yaitu penentuan pembuluh darah oleh tenaga medis, lalu kateter IV dimasukkan menggunakan jarum.
Rute Pemberian Obat Topikal
Rute obat topikal menjadi salah satu jalur pemberian obat yang umum dilakukan oleh seseorang. Berikut ini penjelasannya:
1. Jenis Obat Topikal dan Cara Penggunaannya
Cara penggunaan obat topikal adalah melalui kulit, yang mana dengan cara ini obat akan diserap langsung oleh permukaan kulit.
Jenis obat topikal biasanya berbentuk salep, gel, losion, bedak atau plester yang ditempelkan pada kulit.
2. Contoh Obat Topikal yang Umum di Indonesia
Beberapa contoh obat topikal yang umum di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Obat anti jamur topikal (miconazole dan ketoconazole)
- Obat kortikosterioid topikal (mometasone dan clobetasol)
- Obat antiseptik (povidone iodine dan mupirocin)
Rute Pemberian Obat Lainnya
Ada pula jalur pemberian obat lainnya yang perlu dipahami, yaitu rute rektal dan rute inhalasi (nasal). Berikut penjelasannya:
1. Rute Rektal dan Kondisi yang Memerlukan
Rute rektal yaitu pemberian obat dengan memasukkannya ke dalam dubur. Jenis obat yang diberikan disebut supositoria dan berbentuk padat.
2. Rute Inhalasi dan Contoh Obat
Berikutnya ada rute inhalasi (nasal) yang dilakukan dengan menghirup obat melalui hidung. Contoh obat rute inhalasi adalah kalsitonin, kortikosteroid dan sumatriptan.
Baca juga: Pentingnya Mengenal Obat High Alert di Apotek
Kunjungi situs Mandira Distra Abadi untuk melihat artikel kesehatan lain terkait rute pemberian obat. Kami merupakan distributor obat paling lengkap, aman, seusai regulasi dan prinsip pemberian obat.
Hubungi kami untuk dapatkan penawaran khusus! Lihat rincian produk lengkapnya di Halaman Prinsipal kami. Klik di sini untuk artikel tips kesehatan bermanfaat lainnya.